Tampilkan postingan dengan label Jejak Linguistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jejak Linguistik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Februari 2015

Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks Pantun


Sebuah pantun menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan makna yang ingin disampaikan. Struktur kebahasaan pada sebuah pantun sering juga disebut dengan struktur fisik. Struktur fisik tersebut mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi yang terdiri atas rima dan ritme.
Untuk itu, pada bagian ini, kalian diminta untuk memahami kaidah kebahasaan dalam teks pantun yang tercakup dalam struktur fisiknya itu. Coba perhatikan dengan saksama pantun berikut ini.
Jikalau gelap orang bertenun,
bukalah tingkap lebar-lebar.
Jikalau lenyap tukang pantun,
sunyi senyap bandar yang besar.

Bila siang orang berkebun,
hari gelap naik ke rumah.
Bila hilang tukang pantun,
habislah lesap petuah amanah.

Kalau pedada tidak berdaun,
tandanya ulat memakan akar.
Kalau tak ada tukang pantun,
duduk musyawarah terasa hambar.

1.    DIKSI
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
Agar tujuan sebuah pantun dapat disampaikan dengan sempurna, seseorang yang melantunkan pantun harus jeli menempatkan kata-kata tertentu. Penempatan diksi yang tepat menjadi sangat penting.

a. Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya menggambarkan masyarakat pada zamannya (zaman pantun tersebut diciptakan), yang tentu saja terlihat pada diksi yang digunakan. Misalnya pantun yang lahir pada zaman tradisional, kerap menggunakan diksi yang berkaitan dengan alam dan kehidupan masyarakat saat itu. Jika kalian perhatikan pantun yang lahir pada masa dahulu, kalian akan menemukan beberapa kata arkais yang sudah jarang ditemukan saat ini. Berikut akan disediakan beberapa kata arkais yang sering muncul dalam pantun tradisonal. Tugas kalian adalah memaknai kata tersebut. Sebagai alat, kalian dapat menggunakan KBBI atau kamus bahasa Melayu dari berbagai sumber. Dengan mengetahui kosakata tersebut, kalian menjadi tahu betapa kayanya
bahasa Indonesia, termasuk kosakatanya.
1. Tingkap = Jendela di atap, di dinding , dan sebagainya.
2. Jikalau
3. Langau
4. Lesap
5. Lubuk
6. Gaharu
7. Tenun
8. Amanat
9. Selendang
10. Pedada
b. Akan tetapi, diksi yang digunakan berbeda dengan pantun yang lahir pada zaman modern. Kata yang digunakan seringkali dihubungkan dengan kondisi masyarakat modern dengan berbagai sarana dan prasarana mutakhir. Cobalah kalian simak beberapa bait pantun berikut ini.
Jalan-jalan ke pasar unik,
membeli baju dan handphone baru.
Siapa gerangan wanita cantik,
yang tersenyum di hadapanku.

Mencari ikan di dalam lubuk,
ikan gabus banyak dinanti,
lubuk dalam tanah tertimbun.
Setiap hari bermain facebook,
bosan rasanya status berganti,
perkenankan hamba lantunkan talibun.

2.    BAHASA KIASAN
Bahasa kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau ungkapan tertentu dalam menyampaikan maksud berpantun. Sebelum mengerjakan tugas pada bagian ini, kalian diminta untuk membaca buku tentang ungkapan, peribahasa, dan majas (gaya bahasa). Ungkapan atau bentuk idiom adalah gabungan kata yang menimbulkan makna baru, yakni makna khusus, sehingga tidak dapat diartikan secara sebenarnya. Misalnya isapan jempol dimaknai sebagai ‘tidak bermakna’, bertekuk lutut ‘menyerah’, buah tangan ‘oleh-oleh’, dan sebagainya.
1. Besar kepala = Sombong=Pak Ardi menjadi besar kepala setelah menduduki jabatan baru.
2. Kaki tangan Anak buah
3. Tebal muka
4. Kepala batu
5. Mata-mata
6.Mengambil hati
7. Darah biru
8. Banting tulang
9. Ringan tangan
10. Tangan besi

3.    IMAJI
Struktur pembangun pantun selanjutnya adalah imaji atau citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam pembuatan teks pantun. Jika kalian melakukan pengimajian, akan menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak langsung oleh pelantun pantun. Oleh sebab itu, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

Coba kalian perhatikan sebait pantun berikut ini.
Jikalau gelap orang bertenun,
bukalah tingkap lebar-lebar.
Jikalau lenyap tukang pantun,
sunyi senyap bandar yang besar.

Imaji yang dilukiskan pada pantun tersebut adalah imaji visual (melihat) dan imaji taktil (merasakan). Imaji visual dapat dilihat pada baris pertama /Jikalau gelap orang bertenun//bukalah tingkap lebar-lebar/, seolah-olah pendengar melihat ada orang yang sedang bertenun dalam kegelapan, lalu meminta pendengar membuka jendela lebar-lebar. Sementara itu, imaji taktil tergambar pada bagian isi /Jikalau
lenyap tukang pantun//sunyi senyap bandar yang besar/. Hal ini membuat pendengar seolah-olah merasakan sunyinya kota pelabuhan yang besar karena sudah tidak ada lagi orang yang berpantun.

 TUGAS:
Tugas kalian berikutnya adalah melakukan pengimajian terhadap beberapa pantun berikut ini.

(a) Kalau pedada tidak berdaun,
tandanya ulat memakan akar.
Kalau tak ada tukang pantun,
duduk musyawarah terasa hambar.
          (b) Tikar pucuk tikar mengkuang,
alas nikah raja Melayu.
Ikan busuk jangan dibuang,
buat perencah di saur kayu.
 (c) Telah masak buah mengkudu,
masak pula buah kepayang.
Hati risau bercampur rindu,
siang malam mabuk kepayang.
 (d) Asam kandis asam gelugur,
ketiga asam si riang-riang.
Menangis mayat di dalam kubur,
teringat badan tidak sembahyang.
 (e) Orang berkain menutup aurat,
sesuai dengan Quran dan hadis.
Orang Muslim hidup beradat,
perangai sopan muka pun manis.

4.    BUNYI
Struktur pembangun teks pantun yang terakhir adalah bunyi yang biasanya muncul dari diksi, kiasan, serta imaji yang diciptakan saat menuturkan pantun. Dalam bunyi, kalian akan melihat unsur rima (rhyme) dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Selain untuk memperindah bunyi pantun, bebunyian diciptakan juga agar penutur (pelantun) dan pendengar lebih mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun jenis apapun. Agar kalian lebih memahami bagaimana kaitan antara diksi, kiasan, imaji, dan bunyi ini, kerjakanlah tugas berikut.
         
a. Dalam menghasilkan sebuah teks pantun, kalian harus memiliki kemahiran dalam memilih kata yang digunakan, agar menghasilkan bunyi yang selaras dengan rima akhir a-b-a-b. Tentu saja selain menghasilkan bunyi yang sepadan, sebuah teks pantun yang dilantunkan memiliki makna. Berikut akan diberikan beberapa bait pantun, tetapi urutan kata dalam setiap larik tidak tersusun dengan benar. Cobalah kalian buat urutan kata yang benar dalam setiap larik sehingga menghasilkan rima a-b-a-b.

1) pucuk-tikar-mengkuang-tikar
raja-alas-Melayu-nikah
busuk-ikan-dibuang-jangan
perencah-buat-kayu-di-saur
Tikar pucuk tikar mengkuang,
alas nikah raja Melayu.
Ikan busuk jangan dibuang,
Buat perencah di saur kayu.

Tugas:
2) siang-berkebun-bila-orang
naik-gelap-hari-ke-rumah
bila-pantun-hilang-tukang
lesap-habislah-petuah-amanah
3) apa-bertenun-orang-guna
baju-untuk-kain-dan-membuat
orang-apa-untuk-berpantun
ilmu-menimba-untuk-berbagai
4) kalau-pukat-hendak-berlabuh
berdaun-kayu-carilah-pancang
adat-kurang-kalau-mengetahui
orang-berpantun-carilah-tahu
5) telurnya-hitam-putih-ayam
di-pinggir-kali-mencari-makan
hitam-giginya-orang-putih
manis-sekali-kalau-tertawa

b. Dari rangkaian pantun kalian dapat melihat kemahiran pedendang dalam pemilihan kata yang digunakan. Pemilihan dan susuan katanya ditempatkan sedemikian rupa, sehingga kata dalam pantun tidak dapat dipertukarkan letaknya atau diganti dengan kata lain yang memiliki makna yang sama. seandainya kata itu diganti susunannya, akan menimbulkan kekacauan bunyi. Setelah memahami struktur pantun, kalian dapat menyusun larik-larik yang sengaja diacak untuk menjadi sebuah bait pantun yang tepat. Tentukanlah mana yang merupakan sampiran dan mana yang merupakan isi.

1) jika hendak menuntut ilmu
kalau hendak pergi meramu
carilah ilmu yang bermanfaat
carilah kayu berbuah lebat
2) mencabut tebu tidaklah mudah
banyak sekali aral halangan
menuntut ilmu tidaklah mudah
banyak sekali duri lalangnya
3) ayam berbunyi di bawah dapur
ditutuh betung berdekak-dekak
meriam bunyi awak tertidur
sungguh beruntung orang pekak
4) bagaimana kidung takkan kembang
hendak ke hilir ditahan kera
bagaimana hidung takkan kembang
awak pandir dijadikan ketua
5) yang besar si jalar-jalar
yang besar disebut gelar
yang kecil sigama-gama
yang kecil disebut nama


Pembangunan Konteks dan Permodelan Teks Cerita Ulang Biografi


Perjalanan kehidupan umat manusia dalam berbagai peristiwa di muka bumi ini, dari zaman kuno hingga saat ini, merupakan bagian dari rangkaian sejarah dunia. Namun, perlu dipahami bahwa hanya sebagian kecil penghuni bumi ini yang memiliki kepandaian dan kemampuan untuk menentukan arah dan warna perjalanan sejarah dunia. Dengan kecemerlangan pemikirannya, para tokoh dunia tersebut dapat mengubah atau member bentuk baru pada kehidupan manusia.
Untuk mengetahui apa saja peran para tokoh dunia, kita bisa mempelajari berbagai catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa tersebut termasuk salah satu bentuk teks cerita ulang, sementara catatan perjalanan kehidupan tokohnya disebut biografi,

Langkah-langkah menyusun teks biografi
1.      pertama-tama kalian harus mengamati perjalanan hidup seorang tokoh kenamaan, seperti kepala negara, politikus, ulama besar, pejuang hak asasi manusia, atau seniman besar. Data atau informasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku, media cetak, dan/atau media elektronik.
2.      Setelah itu, kalian menganalisis semua informasi yang diperoleh, antara lain pekerjaannya, pengabdiannya pada masyarakat, kesalehan dan ketakwaannya kepada Khalik-nya, sikap hidupnya, serta hasil karyanya.
3.      Langkah berikutnya, barulah kalian membangun dan menyusun teks cerita ulang biografi orang yang bersangkutan secara utuh. Agar khalayak ramai dapat mengetahui hasil karya kalian, kalian bisa memublikasikannya melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, atau internet. Dengan demikian, kalian, termasuk khalayak pembaca, akan dapat mengambil hikmah dari pengalaman hidup para tokoh dunia, baik untuk kehidupan pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.
Biografi—yang memuat identitas pribadi, peristiwa, dan berbagai masalah yang dihadapi—para tokoh nasional yang telah berjuang untuk bangsa dan tanah air tercinta. Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam bentuk buku. Di pihak lain, autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.

Struktur Teks Autobiografi
1.      orientasi yang memberi pengenalan tokoh secara umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan tokoh yang diangkat.
2.      Bagian berikutnya merupakan urutan peristiwa kehidupan tokoh yang pernah dialami sosok yang digambarkan. Pada bagian ini terlihat berbagai pengalaman sang tokoh, baik peristiwa yang mengesankan maupun persoalan yang dihadapinya.
3.      Bagian akhir teks ditutup dengan reorientasi, yang berisikan pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita ulang biografi.

Bagan Struktut Teks Cerita Ulang Biografi
   

                         Memahami Kaidah Kebahasaan Autobiografi
1.      Pronomina
            Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau. Siapa yang menjadi partisipan dalam teks yang telah kalian baca itu? Mengapa? Lalu, apa pronomina yang sesuai untuk mengganti penyebutan namanya? Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan tersebut, terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya,
2.      Verba
            Dalam teks cerita ulang biografi, kalian akan banyak menemukan kata kerja (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran
3.      Konjungsi
            Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat. Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu, konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.
4.      Simpleks
            Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal). Pernahkah kalian mendengar istilah itu? Kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan satu aksi, peristiwa, atau keadaan kerap terdapat dalam teks cerita ulang ataupun biografi ini. Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.


Jumat, 13 April 2012

Model Struktur Wacana Iklan Ultra Milk

Dalam menganalisis sebuah wacana dalam iklan dapat dilihat dari segi posisinya. Menurut Bolen (1984) bahwa iklan mempunyai tiga unsur struktur pembentuk wacana, yaitu butir utama (headline), Badan (body) dan Penutup (close). Dalam iklan yang kita analisis menggunakan tahap demi tahap seperti teori Bolen tersebut demi mencapai suatu titk temu. Berikut ini analisis wacana iklan Ultra Milk dengan menggukan teori Bolen.
1.      Butir Utama Iklan
Butir utama iklan merupakan tujuan utama dalam wacana iklan yang bertujuan untuk menarik perhatian. Sehingga dalam butir utama iklan diperlukan kata-kata yang mengadung pesan supaya iklan tersebut mendapat respon dan bisa menarik perhatian dari penonton selaku calon konsumen.
Dalam iklan Susu Ultra sendiri menampilkan banyak informasi penting baik yang disajikan berupa tayangan vidio maupun kata-kata yang diutarakan dalam iklan tersebut dan kesan pertama yang bisa ditangkap oleh masyarakat adalah meminum  susu sanagat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berikut kutipan dari iklan Ultra Milk.     
Berbagai nutrisi untuk kesehatan tubuh ada dalam susu cair segar, orang dinegara maju punya kebiasaan minum susu segar setiap hari,ayo indonesia minim susu cair segar setiap hari dan raih prestasi. Nutrisi dari alam.
            Pada ungkapan yang dicetak tebal diatas memberikan pesan pada masyarakat untuk menjaga kesehatan. Kata pada awal kalimat iklan di atas yakni Berbagai nutrisi yang memberikan pengetahuan awal pada masyarakat bahawa ada berbagai macm nutrisi.  Kemudian disambung dengan kata untuk yang dapat diartikan bahwa berbagai macam nutrisi tersebut ternyata berguna untuk keshatan tubuh manusia, dan kemudian pada kata ada dalam menunjukkan bahwa nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh terdapat dalam susu cair segar. Dari penggalan iklan yang dicetak tebal tersebut sifatnya memberikan informasi awal pada masyarakat mengenai kesehatan, maka para konsumen yang menyaksikan iklan tersebut akan memberikan respon dan menimbulkan rasa penasaran yang berupa keingintahuan mengenai pentingnya sebuah nutrisi dan mengapa produk ini yang terpat untuk mendapatkan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh, maka dengan adanya rasa penasaran itu, produk susu itu lebih lanjut memparkan tentang produknya.
2.      Badan Iklan
Menarik minat dan kesadaran kepada penonton selaku calon konsemen merupakan tujuan kedua dalam sebuah iklan yang bisa kita dapatkan dalam badan iklan. Alasan yang objektif dan rasional merupakan hal yang paling penting dalam menarik minat calaon konsumen. Berikut badan iklan yang dicetak tebal dan berupa ajakan untuk para calaon konsumen yang diutarakan dengan memberikan alasan yang logis yang dapat diterima oleh para calon konsumen.
Berbagai nutrisi untuk kesehatan tubuh ada dalam susu cair segar, Orang di negara maju punya kebiasaan minum susu segar setiap hari, ayo Indonesia minim susu cair segar setiap hari dan raih prestasi. Nutrisi dari alam.
            Pada badan iklan yang bercetak tebal di atas memberikan alasan yang logis yang berupa penyataan bahwa Orang di negara maju punya kebiasaan minum susu segar setiap hari . kutipan tersebut bisa menunjukkan bukti bahwa orang-orang di negara yang tergolong sudah maju menerapkan untuk meminum susu segar tiap harinya demi menjaga kesehatan tubuh yang bersumber dari nutrisi alam yang kita dapatka saat mengomsumsi susu segar.
3.      Penutup
Biasanya dalam bagian penutup sebuah iklan terdapat informasi-informasi yang lain dan berhubungan dengan iklan tersebut baik itu berupa slogan, layanan konsumen, atauoun menampilkan merek dagang. Tujuan ketiga yang kita bisa temui dalam sebuah iklan adalah memberikan pengaruh yang berupa ajakan atau dapat merubah tindakan tertentu pada seorang calon konsumen. Dan apabila iklan tersebut mendapat respon dengan membangkitkan minat dan kesadaran dari sang konsumen maka komunikasi yang disampaikan melalui wacana dalam iklan tersebut telah berhasil. Berikut kutipan penutup dari iklan susu Ultra yang dicetak tebal.
Berbagai nutrisi untuk kesehatan tubuh ada dalam susu cair segar, Orang di negara maju punya kebiasaan minum susu segar setiap hari, ayo Indonesia minim susu cair segar setiap hari dan raih prestasi.
Nutrisi dari alam !
            Pada penggalan iklan yang dicetak tebal diatas merupakan penutup dari iklan tersebut. dalam penggalan kata tersebut sifatnya memberikan ajakan yang bisa dikaitkan dengan badan iklan, yakni mengajak masyarakat indonesia untuk menjaga keshatan tubuh seperti yang terlihat jelas dalam kata ayo Indonesia yang berarti mengajak seluruh orang indonesia demi meraih prestasi, dengan cara meminum susu segar setiap hari yang mengandung nutrisi alami, seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju. Dan iklan tersebut di tutup dengan slogan dari produk tersebut, yakni kata Nutrisi dari alam.